Menjaga Kualitas makanan

1230300aneka-hidangan780x390

Menjaga kulitas masakan penting,tidak hanya menghilangkan rasa lapar ,namun kita perlu memperhatikan kualitas masakan yang bermanfaat untuk tubuh dan yang mana bisa mengancam kesehatan tubuh kita”Mencegah Lebih Baik dari pada Mengobati”.

Dan para Ibu pasti sangat meyayangi keluarga nya tidak mau sembarangan memberi makanan pada keluarga, di sini saya ingin membagi ilmu seputar menjaga kualitas gizi masakan semoga dapat membantu para ibu.

Bagaimana menjaga kualitas masakan???

Direbus dan Dikukus

Selain membuat makanan terasa lebih enak, memasak akan melemahkan struktur tumbuhan, membuat zat gizi sayuran labih mudah diserap tubuh manusia. Sayang, beberapa metode pemasakan dapat secara negatif memengaruhi nilai nutrusi itu.

Merebus sayuran dapat menghiiangkan vitamin C dan beberapa vitamin B yang memang bersifat larut air. Merebus dalam waktu lama juga dapat memengaruhi indeks glikemik makanan.

Menurut ahli diet, Nigel Denby, “IG dipengaruhi oleh zat pati seperti amilosa dalam nasi. Zat pasti akan dipecah bila dimasak terlalu lama, membuatnya lebih mudah dicerna dan gula dapat dilepaskan dengan cepat ke aliran darah.” Mengukus mempertahankan zat gizi hingga sekitar 82 persennya.

Dipanggang atau Dibakar

Metode ini merupakan alternatif yang lebih sehat ketimbang menggoreng. Menggunakan alas memasak dengan rak secara khusus akan efektif terutama untuk daging olahan.

Wills setuju bahwa metode ini merupakan pilihan paling menyehatkan, tetapi perlu ditekankan bahwa membakar makanan terlalu lama hingga menimbulkan warna kehitaman bisa menghasilkan bahan kimia pencetus kanker.

Digoreng

Menggoreng akan menambah kalori pada makanan. Meski begitu, menggunakan minyak dalam jumlah moderat bisa menjadi cara menyehatkan. Selain cepat matang juga meminimalkan kerusakan akibat panas. Menurut Wills, “Menggoreng akan menahan vitamin B dan vitamin C yang larut air.” Sayuran yang tinggi karotenoid (kelompok antioksidan) lebih baik dimasak atau dimakan dengan sedikit minyak. sementara wortel atau tomat baik bila ditumis. Ini karena wortel dan tomat adalah buah yang mengandung banyak air dan dari air buah tersebutlah gizi pada buah tomat dan wortel berada.

Menggoreng terlalu lama dan tidak mengganti minyak penggorengan yang sudah berubah warna menjadi hitam (Jelatan) dapat menyebabkan kanker. Hal ini juga harus diperhatikan agar minyak goreng selalu diganti setelah dipakai. Minyak goreng bekas tidak baik digunakan untuk menggoreng kembali. Sebab, hasil gorengan akan memiliki kandungan kolesterol tinggi. Karena itu, minyak biasanya tidak dimanfaatkan lagi. Jika jumlah minyak bekas sedikit, tidak apa-apa dibuang. Tetapi bila jumlahnya banyak, sayang bilang dibuang begitu saja. Manfaatkan kembali minyak. Hanya, sebelum digunakan siasati dulu agar kondisinya baik. Caranya, ambil kentang secukupnya, kupas, potong-potong, dan goreng dengan minyak jelantah. Niscaya minyak menjadi bening dan baik dimanfaatkan kembali. Kentang akan menyerap kotoran dan zat berbahaya dalam minyak bekas. Kentang yang sudah digoreng jangan dimakan sebab kandungan kolesterolnya tinggi.

Ditumbuk

Mengolah makanan yang sehat tidak selalu dengan cara modern. Cara tradisional seperti menumbuk makanan juga dapat dilakukan pada makanan. Contohnya Kentang tumbuk atau pure tidak hanya menambah kalori bila ditambah susu dan mentega, juga meningkatkan indeks glikemik.

Makanan yang dipecah menjadi bagian-bagian yang lebih kecil, dapat dicerna lebih cepat. Bila sulit menghindarinya, coba mencampurnya dengan jeruk. Tetapi perlu diingat, Bahwa makanan yang sudah diolah dan mudah dicerna harus dimasak dengan baik dan tidak boleh lama sampai makanan terlalu masak. Karena bisa mengakibatkan makanan menjadi kehilangan zat gizi

Dimakan Mentah

Budaya orang-orang Indonesia yang sering memakan lalapan adalah sesuatu yang baik. Sayuran pada lalapan dimakan dalam keadaan mentah dan kandungan gizinya masih utuh. Hal ini sesuai dengan pendapat Ahli gizi Patrick Holford yang meyakini konsumsi makanan mentah seperti wortel atau bit akan memaksimalkan kandungan gizinya karena antioksidan sensitif terhadap panas dan air. Namun, ada efek sebaliknya dari mengonsumsi makanan mentah. Bisa sulit dicerna karena serat perlu dipanaskan supaya lunak. Proses memasak juga membuat beberapa zat gizi lebih mudah tersedia seperti likopen pada tomat. Buah paling baik dikonsumsi mentah atau segera dimakan setelah dipotong. Selain sulit dicerna, harus diperhatikan juga bahwa makanan yang dikonsumsi mentah harus dicuci hingga bersih. Bukan berarti dicuci dalam waktu yang lama karena membersihkan sayuran ataupun buah dalam waktu yang lama sama dengan merebus makanan dalam waktu yang lama yang bisa mengakibatkan gizi pada makanan larut dalam air. Selain itu, perlu diperhatikan juga bahwa tidak semua makanan bisa dikonsumsi mentah

Dipanaskan kembali

Terkadang ada makanan yang disayangkan jika dibuang begitu saja padahal makanan tersebut belum basi dan busuk. Salah satu cara yang bisa dilakukan agar makanan ini tidak mubadzir adalah dengan memanaskan kembali. Saat  memanaskan masakan untuk kedua kalinya, tak terelakkan lagi, akan lebih banyak zat gizi yang rusak. Bila makanan perlu disimpan, Wills menekankan harus didinginkan dulu dan segera disimpan di lemari es atau freezer. “Tutup dan simpan di tempat yang dingin. Vitamin B dan C akan berkurang jika makanan dibiarkan hangat terlalu lama atau terlalu panas,” ungkap Wills. Hal seperti ini sering ditemukan pada warung makan dipinggir jalan maupun direstoran. Hal ini dilakukan agar pelayanan lebih cepat dan makanan yang biasanya berkuah tidak dingin dan tetap enak.

Menggunakan Microwave

Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa memasak menggunakan microwave merupakan cara paling efektif untuk mempertahankan vitamin larut air seperti vitamin C karena paparan panas berkurang dan sedikit air digunakan.

Sayang, hal ini dapat merusak antioksidan larut lemak. Sebuah penelitian yang dimuat dalam Journal of The Science of Food and Agriculture mengungkapkan, brokoli yang dimasak dengan microwave kehilangan antioksidan hingga 97 persen.

Dibekukan

Berlawanan dengan keyakinan pada umumnya, buah dan sayuran beku kerap mengandung lebih banyak zat gizi daripada yang segar. Hal ini karena pangan tersebut dibekukan segera setelah dipanen.

Asosiasi konsumen di Inggris menguji sejumlah buah dan sayuran yang telah disiapkan seperti kol brussel dan melon potongan dengan menggunakan kadar vitamin C sebagai indikasi seberapa segar dan bergizinya makanan itu.

Mereka menjumpai, beberapa di antaranya memiliki kurang dari setengah jumlah vitamin C yang dikandung saat baru dipanen.